Thursday, June 14, 2007

Kepribadian Ayah Idaman

1. KETELADANAN
Suatu pagi, saya terperanjat ketika melihat cara putriku memakai sepatunya. Ia langsung memasukkan kakinya ke dalam sepatu tanpa melepas talinya. Rupanya selama ini ia memperhatikan bagaimana cara saya memakai sepatu. Karena malas membuka simpul tali sepatu, sering kali saya langsung memakainya tanpa membuka dan mengikat simpul tali sepatu. Saya berusaha melarangnya dengan memberikan penjelasan bahwa cara memakai sepatu seperti itu bisa mengakibatkan sepatu cepat rusak. Namun hasilnya nihil.

Ini merupakan satu CONTOH NYATA BAHWA ANAK, TERUTAMA PADA USIA DINI MUDAH SEKALI MENCONTOH ORANGTUANYA. TIDAK PEDULI APAKAH ITU BENAR ATAU SALAH. Nasehat kita tidak ada manfaatnya, jika kita tetap melakukan apa yang kita larang.

1. Apakah kita sudah memberikan teladan yang terbaik kepada anak-anak kita?
2. Apakah kita lebih sering nonton TV dibandingkan membaca Al-Quran atau buku lain yang bermanfaat?
3. Apakah kita lebih sering makan sambil jalan dan berdiri dibandingkan sambil duduk dengan membaca Basmallah?
4. Apakah kita sholat terlambat dengan tergesa-gesa dibandingkan sholat tepat waktu?
5. Apakah bacaan surat kita itu-itu saja?

Allah SWT berfirman dalam surat Ash-Shaff 61:2-3: "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. "

Allah SWT juga mengingatkan untuk tidak bertingkah laku seperti Bani Israil dalam firmanNya dalam surat Al-Baqoroh 2:44, "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?"


2. KASIH SAYANG DAN CINTA
KEHANGATAN, KELEMBUTAN, dan KASIH SAYANG YANG TULUS MERUPAKAN DASAR PENTING BAGI PENDIDIKAN ANAK. Anak-anak usia dini tidak tahu apa namanya, tapi DENGAN FITRAHNYA MEREKA BISA MERASAKANNYA. Lihatnya bagaimana riangnya sorot mata dan gerakan tangan serta kaki seorang bayi ketika ibunya akan mendekap dan menyusuinya dengan penuh kasih sayang. Bayi kecil pun sudah mampu menangkap raut wajah yang selalu memberikan kehangatan, kelembutan, dan kasih sayang dengan tulus, apalagi mereka yang sudah lebih besar.

Rasulullah SAW pada banyak hadits digambarkan sebagai sosok ayah, paman, atau kakek yang menyayangi dan mengungkapkan kasih sayangnya yang tulus ikhlas kepada anak-anak. Sebuah kisah yang menarik yang diceritakan oleh al-Haitsami dalam Majma'uz Zawa'id dari Abu Laila.

Dia berkata: "Aku sedang berada di dekat Rasulullah SAW. Pada saat itu aku melihat al-Hasan dan al-Husein sedang digendong beliau. Salah seorang diantara keduanya kencing di dada dan perut beliau.

Air kencingnya mengucur, lalu aku mendekati beliau. Rasulullah SAW bersabda, 'Biarkan kedua anakku, jangan kau ganggu mereka sampai ia selesai melepaskan hajatnya.' Kemudian Rasulullah SAW membawakan air."

Dalam riwayat lain dikatakan, 'Jangan membuatnya tergesa-gesa melepaskan hajatnya.'

Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita ungkapkan kecintaan kita yang tulus kepada anak-anak kita hari ini?

3. ADIL
Siapa yang belum pernah dengar kata sibling rivalry dan favoritism? Jika belum dengar, maka ketahuilah! Siapa tahu kita termasuk orang yang telah melakukannya. SERINGKALI KITA TERJEBAK OLEH PERASAAN KITA SEHINGGA KITA TIDAK BERLAKU ADIL, misalnya karena anak kita yang satu lebih penurut dibandingkan anak yang lain atau karena kita lebih
suka anak perempuan daripada anak laki-laki dll.

Rasulullah SAW bersabda: "Berlaku adillah kamu di antara anak-anakmu dalam pemberian." (HR Bukhari)

Masalah keadilan ini dikedepankan untuk mencegah timbulnya kedengkian diantara saudara. Para ahli peneliti pendidikan anak berkesimpulan bahwa FAKTOR PALING DOMINAN YANG MENIMBULKAN RASA HASAD/DENGKI DALAM DIRI ANAK ADALAH ADANYA PENGUTAMAAN SAUDARA YANG SATU DI ANTARA SAUDARA YANG LAINNYA.

No comments: